Image default
Berita

Peneliti Temukan Bakteri Purba yang Bisa Hidup di Mars

bakteri purba Mars

Awal tahun 2025, dunia sains kembali dibuat heboh dengan penemuan bakteri purba yang—dalam kondisi ekstrem—ternyata bisa bertahan hidup di lingkungan mirip planet Mars. Penelitian ini dilakukan oleh tim ilmuwan dari Northwestern University, yang mencoba mensimulasikan kondisi permukaan Mars dan menguji apakah ada mikroorganisme dari Bumi yang bisa bertahan hidup di sana.

Bakteri yang diuji bukan sembarang bakteri. Salah satunya adalah Deinococcus radiodurans, mikroorganisme ekstremofilik yang dijuluki “Conan the Bacterium” karena kekuatannya bertahan hidup dalam kondisi radiasi tinggi, dehidrasi ekstrem, dan suhu beku. Bakteri ini terkenal sebagai salah satu makhluk paling tangguh di Bumi, jadi nggak heran kalau jadi kandidat utama untuk percobaan ini.

Dalam eksperimen, ilmuwan menggunakan ruangan khusus yang bisa meniru suhu, tekanan, atmosfer, dan radiasi yang mirip dengan Mars. Hasilnya? Deinococcus radiodurans bisa bertahan hidup hingga 1,5 juta tahun jika terkubur di bawah permukaan Mars! Ini benar-benar membuka peluang besar soal kemungkinan kehidupan—atau setidaknya jejak kehidupan—di planet merah itu.

Apa Artinya untuk Pencarian Kehidupan di Mars?

Selama puluhan tahun, para ilmuwan sudah curiga bahwa Mars mungkin pernah memiliki kehidupan di masa lalu. Ada banyak bukti bahwa dulu Mars memiliki sungai, danau, bahkan lautan. Tapi karena atmosfernya yang tipis dan radiasi kosmik yang tinggi, permukaan Mars sekarang sangat tidak ramah untuk kehidupan seperti yang kita kenal.

Nah, penelitian tentang bakteri ini memberikan petunjuk penting: kalau kehidupan memang pernah ada di Mars, mungkin jejaknya masih ada di bawah tanah. Mungkin tidak dalam bentuk makhluk besar, tapi mikroorganisme seperti bakteri purba.

Baca Juga : Bangkit Di Atas Tanah Lunak, Ibu Kota Gres Myanmar Bakal Dirombak

Bahkan, ada kemungkinan kehidupan mikro masih eksis di sana, dalam bentuk dorman (tidur) atau tersembunyi di gua atau batuan bawah tanah. Karena radiasi di permukaan bakteri purba Mars sangat tinggi, satu-satunya cara makhluk hidup bertahan adalah dengan bersembunyi beberapa meter di bawah permukaan.

Penelitian ini juga memperkuat alasan kenapa misi eksplorasi Mars selanjutnya, seperti Mars Sample Return oleh NASA dan ESA, harus menargetkan sampel tanah dari bawah permukaan. Siapa tahu, kita nggak cuma nemu batu, tapi juga fosil mikroba atau bahkan bentuk kehidupan aktif yang super kecil.

Kekhawatiran Tentang Kontaminasi Planet

Satu sisi menarik lainnya dari penelitian ini adalah pertanyaan tentang kontaminasi antarplanet. Kalau bakteri dari Bumi bisa bertahan hidup di Mars, itu artinya kita harus sangat hati-hati saat mengirim pesawat ke sana. Jangan sampai kita malah tanpa sengaja menyebarkan kehidupan dari Bumi ke planet lain sebelum kita benar-benar tahu apa yang sudah ada di sana.

Inilah kenapa badan antariksa seperti NASA dan ESA punya protokol sangat ketat tentang sterilisasi pesawat luar angkasa. Setiap alat dan wahana yang dikirim ke Mars harus dibersihkan dengan sangat teliti agar tidak membawa mikroba dari Bumi. Karena sekali mikroba itu menyebar, kita bisa jadi sulit membedakan apakah kehidupan yang ditemukan di bakteri purba Mars itu asli dari sana atau cuma “penumpang gelap” dari planet kita.

Selain itu, kalau suatu hari nanti kita benar-benar mengirim manusia ke Mars, pertanyaan ini bakal jadi makin penting. Bayangkan kalau koloni manusia membawa seluruh mikroba dari tubuh mereka ke lingkungan Mars—apa dampaknya terhadap ekosistem (jika ada) di sana?

Penelitian tentang bakteri ini tidak cuma memberi harapan soal pencarian kehidupan, tapi juga jadi peringatan serius tentang etika eksplorasi luar angkasa.

Jadi, Apakah Mars Bisa Dihuni?

Dalam arti teknis, Mars memang masih jadi salah satu kandidat utama untuk tempat tinggal masa depan manusia. Tapi artikel ini membahas bukan tentang manusia dulu, melainkan tentang potensi kehidupan mikro. Dan temuan tentang bakteri purba ini adalah bukti bahwa kehidupan bisa jadi lebih tangguh dari yang kita bayangkan.

Apakah ini berarti ada alien di Mars? Belum tentu. Tapi setiap data baru, seperti ini, memperbesar kemungkinan bahwa Mars bukanlah planet yang “mati total”. Kalau ada kehidupan di Bumi yang bisa bertahan di kondisi mirip Mars, maka ada kemungkinan kehidupan pernah berkembang di sana jutaan tahun lalu—dan mungkin masih ada, diam-diam bertahan di tempat yang tidak kita duga.

Ilmuwan percaya bahwa dengan teknologi eksplorasi yang terus berkembang, dalam satu atau dua dekade ke depan kita bisa mendapatkan jawaban lebih jelas. Mungkin bukan invasi alien, tapi penemuan bakteri asli Mars akan menjadi salah satu momen paling bersejarah dalam sains modern.

Related posts

Daftar Ruas Tol Baru-Gratis Selama Kurun Libur Natal-Tahun Gres 2024/2025

Novadanti

Misa Sabtu Suci Jakarta Digelar Dua Kali

Novadanti

Kejagung Tetapkan Tersangka Baru Kasus Migor

Novadanti

Leave a Comment