Image default
Nusra

Penerimaan Siswa Gres 2025, Pemerintah Kota Mataram Beri 40% Bagi Jalur Domisili

Kadisdik Mataram, Yusuf, di saat diwawancarai seusai rapat di Mataram, Senin (14/4/2025). (Nathea Citra/detikBali)

Penerimaan siswa Mataram 2025 akan mengutamakan jalur domisili, dengan alokasi kuota mencapai 40%. Pemerintah Kota (Pemkot) Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), telah menunjukkan komitmennya untuk memberikan prioritas pada peserta didik yang berasal dari lingkungan sekitar sekolah. Jalur domisili ini menjadi pilihan utama dalam Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) 2025, yang akan dilaksanakan tahun ini.

“Kuota domisili antara 35% hingga 40%. Sementara sisanya afirmasi, prestasi (30%) dan mutasi 5%,” kata Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Mataram, Yusuf, dalam pertemuan dengan detikBali pada Senin (14/4/2025).

Penerimaan Siswa Mataram Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Permendikdasmen) Nomor 3 Tahun 2025, persentase kuota domisili untuk sekolah dasar (SD) paling sedikit 70% dari daya tampung satuan pendidikan. Sedangkan untuk sekolah menengah pertama (SMP), kuota domisili paling sedikit 40% dari daya tampung.

Hal ini bertujuan untuk memberikan kesempatan lebih luas bagi siswa yang tinggal di sekitar sekolah, sesuai dengan kebutuhan dan tujuan dari penerimaan siswa baru yang lebih berbasis pada domisili. Proses ini dianggap lebih adil bagi siswa yang tinggal dekat dengan sekolah yang dituju.

Jalur Domisili Menjadi Pilihan Utama dalam SPMB 2025

Yusuf menjelaskan bahwa metode penerimaan siswa ini memberikan peluang lebih andil untuk calon siswa yang tinggal di sekitar sekolah yang mereka pilih. Dengan menggunakan jalur domisili, penerimaan siswa benar-benar mempertimbangkan jarak antara daerah tempat tinggal dan sekolah tujuan.

“Pada metode SPMB kali ini, apabila ada peserta didik yang domisilinya di sekitar SMPN 2 Mataram, maka wajib diterima. Kalau jalur zonasi yang dulu, daya jangkauannya yang dilihat, namun pada domisili SPMB kini pakai jarak Pythagoras ilmu matematika,” jelas Yusuf.

Metode SPMB Mataram Lebih Terstruktur dan Adil

Menurut Yusuf, metode SPMB kali ini memberi lebih banyak kesempatan bagi calon siswa yang tinggal di sekeliling sekolah untuk diterima. Hal ini tentunya menguntungkan bagi calon siswa yang telah menetap lama di daerah tersebut. Dengan jalur domisili, penerimaan siswa tidak hanya mempertimbangkan area geografis tetapi juga faktor kedekatan tempat tinggal dengan sekolah tujuan.

“Kalau dahulu (jalur zonasi pada PPDB), lingkungan Karang Kelok kadang tidak dapat diakomodasi dalam metode zonasi. Tetapi, di jalur domisili ini wajib diterima, alasannya yakni yang diambil jarak terdekat,” imbuh Yusuf.

SPMB 2025 Memiliki Empat Jalur Penerimaan Siswa

Sebagai keterangan tambahan, SPMB 2025 memiliki empat jalur penerimaan, yakni jalur domisili, afirmasi, prestasi, dan mutasi. Pada jalur mutasi, pemerintah mengadakan kebijakan khusus untuk anak guru agar bisa mendaftar di sekolah daerah orang tua mengajar. Kebijakan ini dirancang untuk menunjukkan jalur masuk pendidikan yang lebih stabil bagi siswa yang harus pindah domisili mengikuti pekerjaan orang tua.

Related posts

Menko Pmk Tetapkan Huntara Buat Pengungsi Lewotobi Berakhir Sebelum Tahun Baru

Novadanti

Leave a Comment